Penyebab Hepatitis Akut Berat
Halo Sahabat Cimacan..
Kali ini Mincan mau berbagi informasi mengenai penyakit Hepatitis yang saat ini sedang marak terjadi nih. Yuk kita simak!
Penyakit Hepatitis Akut yang hingga saat ini belum diketahui penyebabnya pertama kali ditemukan di Inggris pada tanggal 5 April 2022. Sejak saat itu, dilaporkan terjadi peningkatan kasus di Eropa, Asia, dan Amerika. WHO kemudian menetapkan penyakit Hepatitis Akut ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak tanggal 15 April 2022.
Di Indonesia, terdapat beberapa dugaan kasus pasien anak hepatitis akut meninggal dalam kurun waktu 2 minggu hingga 13 Mei 2022. Penyakit Hepatitis Akut ini menyerang anak usia 0-16 tahun, paling banyak anak usia di bawah 10 tahun.
Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti Hepatitis Akut. Sudah dilakukan pemeriksaan virus hepatitis A, B, C, D dan E didapatkan hasil non reaktif. Dugaan awal berasal penyebab hepatitis ini berasa dari Adenovirus 41, SARS CoV-2, virus ABV, dll. Adenovirus umumnya menular melalui saluran cerna dan saluran pernafasan. Cara menularnya diduga dari droplet, air yang tercemar dan transmisi kontak.
Gejala awal Hepatitis Akut adalah demam disertai gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare. Gejala dapat berlanjut dengan air kencing berwarna pekat seperti teh, BAB putih pucat, kulit & mata kuning, gangguan pembekuan darah, kejang hingga penurunan kesadaran.
Tindakan untuk mencegah Hepatitis Akut pada anak?
- Tetap tenang, jangan panik
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, masak makanan hingga matang, dan hindari kontak dengan orang sakit
- Terapkan etika batuk dan disiplin prokes COVID-19 seperti pakai masker serta jaga jarak
Apabila anak Anda mengalami gejala awal dari Hepatitis Akut, disarankan segera dirujuk ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut, jangan menunggu hingga timbul gejala lanjut.
Kenali gejala awal dan segera memeriksakan Anak ke fasilitas layanan kesehatan agar segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Sumber:
Kemenkes RI
PB IDI
Kali ini Mincan mau berbagi informasi mengenai penyakit Hepatitis yang saat ini sedang marak terjadi nih. Yuk kita simak!
Penyakit Hepatitis Akut yang hingga saat ini belum diketahui penyebabnya pertama kali ditemukan di Inggris pada tanggal 5 April 2022. Sejak saat itu, dilaporkan terjadi peningkatan kasus di Eropa, Asia, dan Amerika. WHO kemudian menetapkan penyakit Hepatitis Akut ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak tanggal 15 April 2022.
Di Indonesia, terdapat beberapa dugaan kasus pasien anak hepatitis akut meninggal dalam kurun waktu 2 minggu hingga 13 Mei 2022. Penyakit Hepatitis Akut ini menyerang anak usia 0-16 tahun, paling banyak anak usia di bawah 10 tahun.
Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti Hepatitis Akut. Sudah dilakukan pemeriksaan virus hepatitis A, B, C, D dan E didapatkan hasil non reaktif. Dugaan awal berasal penyebab hepatitis ini berasa dari Adenovirus 41, SARS CoV-2, virus ABV, dll. Adenovirus umumnya menular melalui saluran cerna dan saluran pernafasan. Cara menularnya diduga dari droplet, air yang tercemar dan transmisi kontak.
Gejala awal Hepatitis Akut adalah demam disertai gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare. Gejala dapat berlanjut dengan air kencing berwarna pekat seperti teh, BAB putih pucat, kulit & mata kuning, gangguan pembekuan darah, kejang hingga penurunan kesadaran.
Tindakan untuk mencegah Hepatitis Akut pada anak?
- Tetap tenang, jangan panik
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, masak makanan hingga matang, dan hindari kontak dengan orang sakit
- Terapkan etika batuk dan disiplin prokes COVID-19 seperti pakai masker serta jaga jarak
Apabila anak Anda mengalami gejala awal dari Hepatitis Akut, disarankan segera dirujuk ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut, jangan menunggu hingga timbul gejala lanjut.
Kenali gejala awal dan segera memeriksakan Anak ke fasilitas layanan kesehatan agar segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Sumber:
Kemenkes RI
PB IDI